27.5.25

AGNYANA (BAB I : PENCARIAN)

Rokokku tinggal 2 batang lagi dan kini aku sudah kehabisan kopi. Sudah hampir 6 jam aku berdiam di kedai kopi ini. Kedai kopi yang meskipun kecil tapi terletak cukup strategis, dekat dengan kampus, terletak di sebrang ATM dan perpustakaan kota. Namun sialnya, aku masih tidak menemukan apapun tentang bagaimana temanku ini bisa menghilang begitu saja meninggalkan rumahnya yang rapi dan seperti tidak tersentuh oleh apapun, seperti orang yang tiba-tiba saja pergi. Anehnya, ia meninggalkan ponsel, dompet dan uang tunai. Sekarang pertanyaannya adalah kalau memang dia kabur dan takut bahwa mungkin akan terlacak, orang waras mana yang meninggalkan uang tunai dengan nominal hampir 25 juta? 

8.4.25

Kehidupan Romansa Tatkala Usia Bertambah #POV

Beberapa waktu yang lalu, saya mengunjungi rekan seperjuangan. Berniat untuk sekadar berbincang dan ya karena masih dalam nuansa Idulfitri sekalian kami saling bermaaf-maafan. Obrolan yang mengalir begitu saja dari mulai bagaimana nuansa lebaran tahun ini, kabar masing-masing, lalu merambah ke obrolan tentang romansa tambatan hati dan banyak hal lainnya tentang pola pikir. Bagi saya yang sangat gemar untuk berbincang beberapa hal di antaranya cukup berkesan. Secara tidak langsung kami berbincang banyak hal perihal 'life update' ala kadarnya. Ini rangkuman perbincangan tengah malam kami.

10.3.25

Sajak Perpisahan


◆ Nanti, di ujung sana, masihkah kau menungguku?
    Masihkah kau menepati janji itu? Janji yang kau ucap sendiri.
    Masihkah kau menanti ketidakpastianku?
    Jika tidak, maka lekas berlalulah.
    Toh, aku sudah berulang kali menghadapi banyak perpisahan.

24.12.24

Sajak Pengharapan



◆ Perjalananku mencintaimu tak pernah usai.
Ia akan terus bertumbuh sekalipun tak pernah kau semai.
Untuk raga yang kian menua dan jiwa yang kehilangan arah.
Kuat dan terus bertumbuh adalah doaku untukmu, kini dan nanti

14.10.24

Cari Manusia Itu

 

Kadangkala ketika hidup menjadi begitu brengsek, kita akan merasa bahwa dunia ini isinya hanya drama gak jelas, hanya orang-orang munafik dan bajingan, diisi oleh mereka-mereka yang menyebalkan. Tanpa di sadari ketakutan dan segala kekhawatiran itu membuat kita terlalu muak untuk bertahan hidup. Maka, seringkali muncul pikiran bahwa kita tidak pantas mendapat semua kebaikan yang ada di muka bumi ini. Jika sudah berada di fase demikian, maka perlahan tapi pasti akan muncul perasaan ingin mengakhiri hidup. Dengan cara apapun itu, namun jangan mati sebelum kamu menemukan dia. Siapa dia? Cari Manusia Itu.

13.10.24

Panduan Menghadapi Perpisahan bagian 2

Ini adalah lanjutan dari perjalanan saya yang berhasil tidak apa-apa setelah kandasnya hubungan kemarin. Perjalanan panjang menerima kenyataan bahwa saya tidak berhasil mendapatkan apa-apa kemarin, tapi begitulah hidup. Selalu membawa kita telanjur jauh pada apa-apa yang awalnya kita kira tidak bisa, namun berakhir dengan addict yang luar biasa.

Mungkin tidak akan sepanjang bagian sebelumnya, namun izinkan saya untuk menjadi teman berbincangmu. Jadi kawan-kawan bisa membaca ini tanpa memiliki waktu luang yang panjang seperti sebelumnya. Bagian 2 ini akan lebih menyoroti perihal fase yang terjadi dan kiat-kiat menjadi pribadi yang lebih produktif sehingga membuat kemungkinan relapse menjadi kecil.

2.10.24

Panduan Menghadapi Perpisahan

Kalau kawan-kawan membaca judulnya lalu percaya, maka maaf kalian semua tertipu. Tapi tunggu, jangan terburu-buru untuk meninggalkan tanpa membaca utuh. Saya berani bilang 100% bahwa tidak ada panduan menghadapi perpisahan di dunia ini bahkan dalam bahasa apapun, sebab tidak ada orang yang siap dengan perpisahan. Percayalah kawan-kawan, saya lebih suka menghabiskan berbicara panjang lebar daripada harus menulis, jadi kalau kawan-kawan ingin berinteraksi melalui media apapun, saya cukup terbuka, tidak usah khawatir. Saya jamin bahwa kita hanya akan berbincang tentang masalah masalah yang terjadi tanpa satupun kata untuk menghakimi. Saya lebih suka bercerita sampai berbusa daripada menulis puluhan ribu kata, karena jujur sangat melelahkan.

10.3.24

RIMBA LAUT (Chapter 4 : Makan Domino's)

 



Akhir pekan menuju ujian tengah semester kali ini cukup hening dibandingkan biasanya. Hesa hanya sesekali menerima mahasiswa yang nge-print atau bahkan jilid. Nampaknya ada perubahan kesibukan para mahasiswa entah apa yang melatarbelakanginya tapi hal itu berdampak pada pemasukan Wijaya Print.

"Put, kenapa pas mau UTS gini malah sepi ya? Biasanya kan pada kena tugas cetak atau jilid." Ujar Hesa.

"Kayaknya dosen dosen lagi pada ngasih UTS soal soal kayak UAS deh mas, jadi langsung dikerjain gitu dibandingkan take home atau bikin artikel. Tapi gatau juga sih ya kenapa, soalnya aku baru 2 matkul yang UTS mas." Jawab Putri.

"Yaudahlah, besok kan hari minggu mungkin aku gak akan buka dari pagi karena mau ke suatu tempat sama Heru."

"Berduaan? Tumben? Mau nge-date ya?" Goda Putri.

"Amit amit sama gorengan adem kayak dia." Ledek Hesa.

"Kenapa gorengan adem sih? Hahaha." Putri tertawa.

21.8.23

Sendu #Cerpen


Entah sudah berapa kali aku menatap langit kelabu di kota ini. Memandang bagaimana masa depanku dimulai. Berharap sekali lagi mampu mengulang waktu. Ah, sialan. Mana ada mesin waktu di dunia ini? Alat fiksi itu hanya ada di tontonan hiburan untuk bocah. Rupanya seperti ini ya rasanya menjadi dewasa? 

3.8.23

Kutukan Perpisahan #CerGam

Prolog : 

Kisah 2 insan manusia yang pernah menjalin kasih sebelum akhirnya pergi harus menjadi konklusi bagi keduanya untuk saling berhenti. Beberapa sudut pandang diperlukan untuk terus mencoba menghargai satu sama lain. Untuk saling, sekali lagi memadu kasih dan bertukar kisah. Sebab kita semua memang tak pernah tau bagaimana dunia ini akan berubah dan bagaimana orang yang kita cintai akan melangkah. Maka, sempatkan sejenak kembali saling memahami dan berkomunikasi. 

*Bacalah dari gambar sebelah kiri kemudian gambar sebelah kanan

23.6.23

RIMBA LAUT (Chapter 3 : Tipe X Trondol)


Semburat jingga di langit telah tertutupi oleh terangnya pancaran bulan. Masih di tempat print yang makin malam makin berisik oleh deru motor dan suara printer yang mengadu satu sama lain. 

Hesa masih sibuk menghitung total hasil print, hasil jilid, pembelian ATK dan lain sebagainya. Sementara Putri terlihat sesekali membantu ketika ada customer yang merasa kesulitan ketika akan mencetak lembar tugasnya. Sedangkan di sisi lain kehidupan, Heru masih menatap dalam dalam cahaya rembulan malam itu. 

14.6.23

RIMBA LAUT (Chapter 2 : Spongebob Berhijab)


Hesa mencoba menatap lekat lekat sahabatnya itu. Sedangkan Heru menghembuskan dengan kuat kepulan asap dari rokok kretek dengan merk yang tidak terlalu tersohor.

"Her, lo yakin itu Aneisha? Aneisha Rafni?" Hesa mencoba mengulangi nama yang Heru sebutkan bahwa kali ini ia menyebutkan nama lengkapnya. 

"Hes, lo tau kan tiap ngomongin Icha gue gak pernah boong? Bahkan setelah kejadian beberapa tahun lalu?" Heru membetulkan posisi duduknya, kini ia menghadap ke arah Hesa yang masih lekat menatapnya.

Mereka berdua hanya terdiam, sesekali hembusan nafas dari mereka terdengar begitu ramai sebelum adzan dhuhur berkumandang.

"Kita obrolin nanti malem aja Her, ayo makan dulu kali ini gue yang traktir." Hesa mencoba mengalihkan pembicaraan.

Heru hanya terdiam lama, ia sadar nama yang sedari tadi digaungkan oleh mereka berdua adalah nama yang pernah menjadi alasan kenapa Heru menjadi begitu bersemangat di kota baru ini. Kota yang kata orang menyimpan banyak kesejukan.

13.6.23

RIMBA LAUT (Chapter 1 : Nama adalah Doa)




"Tumben jam segini udah kesini?" Tanya Hesa dengan kepulan asap yang berasal dari mulutnya.

"Biasa, tadi dosennya baru ngabarin ke koordinator kelas, kalo kelas kosong." Jawab Heru singkat masih dengan memandangi jalanan.

"Ya kan gantian kuliahnya, pasti kosong dong kelasnya?" Kali ini Hesa bertanya.

"Gini nih kalo sewaktu kecil bukannya dikasih ASI malah dikasih susu kuda liar. Maksudnya kelas kosong tuh ya kelasnya gak ada." Heru sedikit meninggikan nadanya.

"Keren juga tuh kampus bisa sulap ngilangin kelas." Dengan raut datar dan lagu NDX AKA yang berputar di komputer admin, suasana saat itu nampak seperti cekcok dua bapak bapak yang rebutan nyawer biduan.

"INI MAH BUKAN SUSU KUDA LIAR LAGI. GA DIKASIH SUSU SAMA SEKALI INI PAS KECIL, MAKANYA GAADA ASUPAN KE OTAK." Hesa hanya terkekeh kekeh sembari menyusun tugas tugas makalah dan kemudian memasukkan ke dalam plastik beserta label nama dan harga agar ketika diambil ia tidak perlu repot mencari siapa pemilik makalah itu.

17.5.23

Penantian #Cerpen



Badai Puan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap taufan menyerang
Kau di sampingku
Kau aman ada bersamaku


Lagu Banda Neira itu terus menggema di ruangan dan di kepalaku. Mencoba meresap di setiap sudut bangunan ini. Lagu Banda Neira itu seolah wujud penggantimu, Puan. Sebab ketika ku putar lagu tersebut, banyak sekali peninggalan peninggalan yang tanggal. Prasasti rasa yang pernah kita ukir dengan begitu indah sebagai insan yang sama sama telah merdeka.

Aku masih mengingat betul prasasti yang kini sedang tersaji di meja depan tatkala alunan piano dari lagu Banda Neira itu masih terus mengadu dengan riuhnya isi kepalaku. Aroma tubuhmu yang tinggal sehabis itu. Tiket bioskop yang menumpuk terbungkus rapi dalam balutan pouch berwarna biru yang luarnya telah usang. Tiket parkir dengan berbagai harga untuk setiap tempat yang kita berdua kunjungi. Sticky note dengan berbagai kalimat penyemangat yang ketika ku baca ulang, rasanya aku ikut sekarat. Foto foto selfie di tempat yang dulu selalu kau kunjungi sendirian, namun waktu itu kita kunjungi bersama. Gelas bertuliskan namaku yang selalu kau isi dengan kopi ketika aku menyempatkan untuk mampir. Surat surat berisi tulisan dan doa perihal kerja sama kita merayu Tuhan.

4.5.23

BIROKRASI DAN RELASI Part 2 #Cakalang3

BIROKRASI DAN RELASI (Part 2) 
1 Juni 2021


Saya lupa kapan tepatnya perjalanan kedua ini berlanjut namun seingat saya tidak terlalu jauh dengan perjalanan pertama jadi saya asumsikan perjalanan pertama (29 Mei 2021) dan perjalanan kedua (1 Juni 2021), sudah terlalu lama cerita ini mengendap sebab part 1 sudah publish ketika 2021 dan perlu 2 tahun untuk melanjutkan part 2 haha. Okay let's start the journey

Setelah perjalanan di Pasuruan-Probolinggo, perjalanan ini berbalik arah menjadi Pasuruan-Sidoarjo. Perjalanan kedua ini sedikit lebih teduh, kami berhenti di daerah yang mungkin bisa disebut sebagai dermaga lokal dimana terdapat kapal kapal yang nantinya digunakan masyarakat untuk ke Pulau Lusi. Masih dengan tujuan yang sama, yakni mencari lokasi untuk penanaman hutan mangrove yang merupakan salah satu program pemerintah dari KKP. Salah satu kating yang telah menjadi salah satu pegawai di KKP juga sedikit memberikan sudut pandang mengenai bagaimana program pemerintah bekerja, alur dan dampak dampak dari program tersebut.