Ini adalah lanjutan dari perjalanan saya yang berhasil tidak apa-apa setelah kandasnya hubungan kemarin. Perjalanan panjang menerima kenyataan bahwa saya tidak berhasil mendapatkan apa-apa kemarin, tapi begitulah hidup. Selalu membawa kita telanjur jauh pada apa-apa yang awalnya kita kira tidak bisa, namun berakhir dengan addict yang luar biasa.
Mungkin tidak akan sepanjang bagian sebelumnya, namun izinkan saya untuk menjadi teman berbincangmu. Jadi kawan-kawan bisa membaca ini tanpa memiliki waktu luang yang panjang seperti sebelumnya. Bagian 2 ini akan lebih menyoroti perihal fase yang terjadi dan kiat-kiat menjadi pribadi yang lebih produktif sehingga membuat kemungkinan relapse menjadi kecil.
Ada satu kalimat yang sangat membekas di saya waktu itu, yang berkata bahwa "after life break up itu ga menyeramkan kok, relapse-nya yang bikin capek" saya akan setuju dengan hal itu. Sebab kehidupanmu after life break up hanya berbeda pada situasi dimana kamu hanya bergerak seorang diri tanpa perlu memberi kabar atau dikabari. Kosong? Jelas. Kesepian? Jangan ditanya.
Yang menyebalkan adalah ya kamu akan mudah mengingat kembali memori kebersamaan itu, entah ketika melewati tempat yang pernah kalian kunjungi bersama, entah ketika sepi menghampiri di ruangan kos kedap udara atau ketika melamun memikirkan masa depan yang entah mau dibawa kemana. Untuk semua hal menyedihkan itu, lalui saja. Sebuah hal normal kok itu. Jadi jangan putus asa bahwa hidupmu akan berakhir begitu saja.
Tidak ada yang mati, hanya karena patah hati.
Aksara Segara.
Kembali ke obrolan terakhir yang saya singgung mengenai 5 Stages of Grief, seperti halnya fase kehilangan itu, saya rasa patah hati baik karena pasangan atau karena memang patah hati karena kehilangan juga selalu menjadi fase atau bagian hidup dari perjalanan panjang kita. Jadi jalanin saja hidupmu sebagaimana semestinya, sebab mau kehilangan sehebat apapun bumi masih berputar, orang-orang masih mencari promo paling murah di GoFood atau ShopeeFood. Jadi, belajarlah untuk sedih dan terbiasa melakukan semuanya seperti sedia kala.
Saya banyak menemui orang yang telah mengalami banyak kehilangan dalam hidupnya, saya sangat salut kepadanya. Dia adalah pribadi yang begitu tenang di luar, namun saya yakin ia begitu rapuh di dalam. Kalau kawan-kawan memiliki kerabat dekat dan mengetahui ia telah banyak mengalami kehilangan, dengan kerendahan hati, tolong bantu ia dengan memberikan ia kenyamanan dan perlindungan ketika berada di luar, namun perhatikan ia ketika sedang rapuh dan terpuruk. Semoga akan selalu imbalan baik atas kebaikan yang telah kalian perbuat.
Kembali ke bagaimana perjalanan 2024 ini menjadi begitu berarti bagi saya dan patah hati bukan big event tahun ini. Saya bisa bilang dari Januari hingga Oktober (ketika tulisan ini dibuat dan dipublish) 2024 adalah tahun terbaik dalam hidup saya (meskipun hingga tulisan ini dipublish, saya masih belum dapat panggilan kerja, minta doanya juga kawan-kawan). Ternyata melaksanakan seminar hasil, ujian skripsi, yudisium, wisuda bahkan ketemu sama diri sendiri adalah hal terbaik dan terbesar yang saya temui di 2024. Di titik yang sekarang ini, saya bisa bilang bahwa putus cinta bukanlah sebuah kejadian besar di tahun 2024 ini. Yah, begitulah hidup membawa saya pada keadaan pendewasaan. Kalau kawan-kawan memiliki nomor saya, kalian pasti tidak asing lagi dengan berbagai tulisan patah hati saya hahaha. Sial, setelah dipikir-pikir sedikit malu mengingatnya, tapi yasudah toh pada akhirnya saya berada di fase sekarang adalah jerih payah melewati fase waktu itu.
Mari membahas bagaimana saya bisa selegowo dan semenyenangkan ini menjadi manusia yang sendirian, masih jobseeker (minta doanya lagi ya kawan-kawan) dan masih merasakan kehampaan dalam diri sekalipun rasa kasihnya sudah ikut pergi dalam proses pulih. Berikut adalah 2 hal yang dapat kawan-kawan lakukan apabila kalian menghadapi perpisahan dengan kekasih, tidak akan berfungsi sama persis sebab kawan-kawan bisa melakukan sedikit modifikasi sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian.
1. Mengganti Situasi dan Kondisi
Maksud dari mengganti situasi dan kondisi adalah kawan-kawan harus menghadapi pahitnya bepergian kemanapun dan masih terbayang oleh dia, khususnya tempat-tempat yang pernah kalian kunjungi. Jadi, hadapi dan cobalah untuk membiasakan diri sendiri. Sebab, pertolongan pertama pada kecelakaan hati adalah menjadi kuat dan menolak bayang-bayang dia agar tidak membuatmu sekarat. Apapun itu, kunjungilah sendiri. Apapun itu lakukanlah sendiri.
Saya dulu sempat meromantisasi kesendirian ini dengan bepergian ke tempat yang dulu ingin kami kunjungi dan ke tempat yang sudah kami kunjungi. Apa yang saya lakukan? Memesan minum, membaca buku, membeli snack untuk mengenyangkan perutmu, sebab ketika kau patah hati, lambungmu pun akan terasa nyeri, jadi sebelum itu semakin parah terjadi maka berikanlah badanmu sesuatu yang menyehatkan. Namun cara saya dalam meromantisasi patah hati untuk berkunjung sendirian ini cukup menyadarkan saya bahwa saya masih manusia miskin, alhasil yang bisa saya lakukan terkadang hanya berkeliling kota sembari menikmati Malang Dini Hari atau citylight Malang selepas tarawih.
2. Menjalin Relasi dan Menekuni Hobi
Setelah patah tentunya kesendirian dan kesepian akan dengan cepat hinggap dan menggerogoti, salah satu hal yang tetap membuat saya waras adalah berbicara, bercerita lalu memasang telinga untuk belajar mendengarkan orang lain. Hasilnya, BOOM. Tukang bakso, tukang pukis, tukang siomay, tukang kopi starling, semua pekerja jalanan itu berhasil membuat saya selalu singgah sedikit lebih lama ketika membeli di sana. Sebab, saya tau bahwa hakikatnya merekapun perlu teman untuk berbincang, perlu teman untuk sekadar bercerita bahwasannya anaknya sudah masuk TK, perlu berbincang bahwasannya pemasukan hari ini sedikit longgar karena cuaca, perlu berbincang terkait bagaimana mereka menunggu lama untuk menghabiskan dagangan sebelum kembali ke rumah.
Hasilnya, saya lebih bisa untuk mendengarkan orang lain. Mungkin masalah saya hanya sebatas patah hati, tapi bukankah pedagang-pedagang asongan ini adalah bukti nyata bahwa masalah hidup semakin tidak terkontrol ketika menjadi dewasa dan tua? Kalau kawan-kawan mengingat di bagian 1 ada kalimat dimana saya ingin menjadi manusia yang lebih berguna untuk sesama, lebih peka terhadap sekitar, maka saya mengambil peran itu untuk sekadar berkunjung hampir setiap hari lalu memantik obrolan sekecil "bagaimana pak/buk hari ini? lancar?" Bahkan dari pertemuan intens yang singkat itu saya berhasil mendapat beberapa kontak dari pedagang asongan itu. Luar biasa. Patah hati yang menjelma ke dalam bentuk jalinan relasi.
Selanjutnya adalah perihal hobi, di sini saya kembali menjadi pribadi yang gemar membaca buku, gemar menulis ya sekalipun tulisan galau atau hanya journaling perihal life after break up day blablabla... semuanya tertulis rapi di pinned postingan di Twitter (X) dan terbukti ampuh dalam menghadapi patah hati, sebab kesibukan adalah kunci utama menghindari relapse, jangan sampai ketika relapse kau melakukan hal-hal yang membahayakan dirimu. Berhenti menyakiti dirimu, berhenti merusak tubuhmu sendiri.
Jangan lakukan barcode, jangan self-harm, jangan begadang, jangan telat makan, jangan malas bergerak, jangan menangis malam hari di sudut kamar, jangan bersedih terlalu lama, jangan merokok dan mabuk, jangan memakai topi sombrero dan menyalakan senter dengan cepat. Sebab saya yakin orang patah hati gapunya topi sombrero soalnya, hahaha.
Hal-hal kecil lainnya yang membantu saya untuk terus bergerak adalah tuntutan untuk segera lulus, bekerja yang di sana pun saya juga seringkali kehilangan fokus, lebih taat ibadah (mungkin karena pada waktu itu bulan Ramadhan juga).
Tulisan ini juga saya dedikasikan teruntuk semua manusia (tentunya bukan umbi-umbian) yang membantu proses panjang sembuh dan pulih saya sampai saat ini. Terutama untuk kawan virtual serta Head Chef saya, si A (beliau ini marah karena nama/kategorinya tidak spesifik di bagian pertama) yang selalu mengajarkan resep sederhana untuk di recook oleh anak kosan yang serba kekurangan dan keterbatasan alat masak ini, teruntuk bapak-bapak dan ibu-ibu pedagang asongan yang saya singgahi dulu, teruntuk kawan-kawan di dunia nyata yang pernah saya bebani karena patah hati ini, teruntuk kawan-kawan virtual di dunia maya yang juga membantu saya memiliki berbagai sudut pandang dalam berpikir sebagai manusia perasa dan manusia logika. Teruntuk jalanan Malang yang kucintai macet dan lenggangnya, yang kucintai hangat dan dingin cuacanya, yang kucintai dulu tapi sekarangpun juga iya, haha.
Terima kasih telah terlibat untuk kisah panjang saya di 2024. Kisah yang mengesankan. Nanti, akan ada satu masa di mana kalian akan tersenyum mengingat semua kejadian dan perpisahan itu. Lalu bergumam "Saya memang sempat bahagia waktu itu, tapi untuk mengulanginya lagi saya rasa tidak perlu. Cerita ini saya selesaikan di sini."
Namun, satu pesan saya kepada kawan-kawan pembaca tulisan ini adalah "Perpisahan itu tidak bisa kau hilangkan dari kehidupan, bahkan bumi pun mengalami banyak perpisahan dengan penghuninya sebelum akhirnya manusia dengan akal sempurna yang diharapkan menjadi khalifah hidup dan bertahan hingga saat ini." Jadi kalau saya bilang semoga kawan-kawan tidak lagi mengalami perpisahan, maka saya rasa terlalu hipokrit. Jadi biarkanlah hidup membawamu menuju perpisahan yang satu, ke perpisahan selanjutnya dan semoga kelak untuk segala perpisahan dan duka yang tak pernah kau tunjukkan kepada dunia, kau akan selalu diperkuat oleh Tuhan sebab Dia adalah sebaik-baiknya pembuat rencana.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar