Aku baru saja pindah ke lingkungan ini, perumahan suram dengan hutan di bagian belakangnya. Sebenarnya itu lebih ke perkebunan karet, namun karena suasananya suram ketika sore hari, maka aku menyebutnya dengan sebutan hutan. Aku sekeluarga memutuskan pindah ke kota ini tepatnya di perumahan ini karena pekerjaan ayahku yang mana sedang mengerjakan proyek perumahan berkelanjutan tepat di sebelah perumahan dimana tempat aku tinggal, sehingga kami sekeluarga memutuskan untuk membeli rumah ini yang mungkin bisa saja kami tempati 3-5 tahun kedepan. Selain dekat dengan tempat proyek ayah, rumah-rumah di perumahan ini tergolong murah sekali. Mungkin karena perumahan ini tidak selesai dibandung sesuai dengan konsep dari kontraktor yang bersangkutan. Kata ayahku, sebenarnya perumahan ini juga mengambil lahan perkebunan karet yang ada dibelakang perumahan, namun hal tersebut tidak terealisasikan sehingga pembangunan mangkrak dan ya seperti kataku tadi, perumahan ini menjadi suram.
Aku baru menginjak kelas 2 sekolah menengah atas, dan aku bersekolah di salah satu sekolah swasta di kota ini. Sedangkan adekku baru saja lulus SMP, dan ya seperti keluarga pada umumnya yang tidak mau ambil pusing, maka aku dan adikku disekolahkan didalam satu sekolah yang sama. Oh iya, perkenalkan namaku Samuel, adikku bernama Samantha. Ayahku bernama Wibowo, berumur 47 tahun, dia kepala proyek dari perumahan Permata Golden State. Sedangkan ibuku bernama Ida merupakan guru les musik yang berumur 45 tahun.
Semenjak pindah kesini, aku, adikku, dan ibu seringkali berada dirumah dibandingkan ayah. Bahkan ayah biasanya menyempatkan menginap sehari untuk memantau dengan benar kondisi proyek disana. Sedangkan ibu, masih belum menerima anak didik baru karena ya kami baru 3 minggu di kota ini.
Hari ini adalah tepat 1 bulan kami pindah dirumah ini, di kota yang masih baru bagi kami. Bertepatan dengan hari sabtu, dan tentunya hari dimana anak-anak seusiaku dan Samantha keluar untuk ngapel, nongkrong atau bahkan nobar. Lalu aku memutuskan untuk mengajak Samantha nobar. Kali ini ia tidak banyak bicara karena langsung menyetujui, daripada suntuk hanya bermain instagram dan youtube katanya.
"Kak Sam, nonton film horor yuk? Mau gak?" kata Samantha.
"Tumben ngajakin nonton film horror? Biasanya juga romance kayak film Dilan, Hello Salma, Hello from the other side. Kataku menyanyikan lagu Adelle sembari berpura-pura menghayati lagu tersebut.
Kami berdua tertawa lalu aku memberikan list film horor yang ada di netflix waktu itu. Samantha memilih satu judul, Sadako. Film Jepang yang diremake pada tahun 2019.
Tak terasa kami sudah selesai menonton film ini, lumayan menyeramkan karena beberapa kali Samantha sampai menutup mata karena takut. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 11.45 WIB. Artinya sudah larut malam juga. Selesai menonton film itu, Samantha tidak berani ke kamarnya sendirian, ia minta temani. Setelah ku antar, aku ingin mengambil minum ke dapur, namun ku lihat ibu masih melihat tv.
"Ayah nginep lagi ya bu? Kok ibu belum tidur?" tanyaku.
"Iya ayahmu gak pulang lagi, ini masih ada talkshow kesukaan ibu. Samantha udah tidur?" tanya ibu.
"Barusan aku anterin ke kamarnya kok bu. Aku ke kamar ya bu."
Setelah selesai minum aku langsung merapikan selimut dan melanjutkan untuk tidur. Tidak berselang lama, aku mendengarkan suara seperti tongkat yang dipukul-pukulkan ke kayu. Aku pikir suara itu berasal dari pintu. Ternyata setelah sedikit membuka mata, suara itu berasal dari atas, dari loteng yang berada di lorong kamarku dan Samantha.
Akupun memutuskan untuk mengambil tangga dan mengecek, mungkin kita belum membersihkan loteng dengan benar sehingga masih ada tikus atau hewan lain yang berada di loteng.
Saat aku menaruh tangga suara itu masih ada, ketika aku membuka pintu loteng aku kaget bukan main. Ada mata yang menyala dengan sosok perempuan berbaju lusuh yang merangkak, tepat sekali ia melihat ke arahku dan
"aaaaaarggghh" *gubraaakkkk.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar