"Pokoknya harus 3.5 tahun ya, mama gak mau tau. Keahlian kamu kan banyak, relasi papa di kampus kamu juga banyak kan?"
Suara mama menggema di sebrang telpon. Aku hanya menggumam dan bercermin, melihat bagaimana brewok-brewok ini sudah makin lebat, seolah aku bukan lagi mahasiswa semester 6, melainkan mirip mas Juned, mas mas penjual bakso yang biasanya dekat gedung dosen. Hanya saja mungkin aku sedikit lebih rapi karena memakai kemeja atau jaket denim, sedangkan mas Juned mengerahkan kaos polo Indonesia yang burung garudanya sudah mau terbang.
Aku yakin, kalau acara tukar nasib ke kampus dan melihat kemiripan kami, mungkin aku akan melayani pesanan dosen-dosen tentang bakso telor puyuh, bakso beranak, bakso mercon dan bakso telor mas Juned sendiri. Mungkin mas Juned yang lebih kasihan, ia akan plonga-plongo mendengar penjelasan materi mengenai tanah, praktikum mengenai komposisi tanah atau sedimen. Mas Juned mungkin lebih handal di komposisi bakso mercon pesanan dosen-dosen, 1/2 kilo daging ayam dan mungkin 1 karung goni tepung terigu dan tepung maizena.
Hari ini kelasku masih pukul 12.30 namun aku sudah stand by di kampus pada pukul 11.30, selain karena ingin makan bakso mas Juned, aku juga ingin untuk ya sekedar mampir ke perpustakaan kampus karena kebetulan fakultasku berdekatan dengan perpustakaan kampus.
Setelah aku parkir motorku di parkiran perpus, aku masuk kedalam dan menuju ruang komputer lalu membuka website tumblr. Aku sampai hafal dengan petugas perpustakaan kampusku. Pak Arman dan Bu Sarwendah. Aku sering melebihi batas waktu penggunaan komputer dengan menyogok Bu Sarwendah dengan sekotak donat.
Hampir 1 jam, aku bermain tumblr, sembari mendengarkan lagu Vierra yang Seandainya, hey, asal kau tau aku ini vierratale garis keras. Lama-lama bosan juga seperti ini, akhirnya aku memutuskan untuk cabut dan menuju kantin Fakultas Hukum, tapi sebelum itu aku telpon si Edo, teman satu kosanku untuk memastikan dia berada di fakultas dan mau untuk kuajak ngobrol di kantin agar penyamaranku sebagai mahasiswa kehutanan tidak terbongkar.
Baru ingin menelpon si Edo, aku melihat ada mahasiswi yang terjatuh karena terburu-buru dengan buku buku tebal. Brakkk... Suara itu menggelegar seperti pertanda bahwa satu kampus ini melakukan perbuatan maksiat yang harus diazab saat itu juga. Sepertinya dia mahasiswa baru, karena masih mengenakan seragam putih hitam, dia mengenakan tanda pengenal berwarna hijau yang artinya dia satu fakultas denganku. Aku membantunya bangun, membawakan buku-buku tebal itu yang ternyata adalah laporan praktikum mata kuliah Ilmu Tanah Hutan, dia satu jurusan dengankuu?
"Makasih mas, maaf ngerepotin" jawabnya dengan medok.
"I-iyaa, a-ayo bangun." Sial kenapa aku cosplay jadi Azis gagap begini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar