22.5.21

ALASAN MEMILIH KELAUTAN #SoB 1

ALASAN KENAPA MEMILIH KELAUTAN? (Part 1)

Ada beberapa faktor kenapa pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan kepada Ilmu Kelautan. Jurusan yang baru booming ketika Ibu Susi Pudjiastuti yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Mari kita flashback dimasa-masa saya gambling memilih jurusan.

Mari kita mulai dipenghujung tahun 2018 dimana pada akhirnya saya dan teman-teman satu kelas memutuskan untuk berlibur secara pribadi. Menyenangkan sekali untuk kelas yg terkenal dengan akademik tinggi alias selalu digadang-gadang kelas unggulan. Sebenarnya julukan itu mematikan kreativitas anak-anak sekolah. Mereka akan selalu berpikiran semaksimal apapun mereka berusaha maka akan selalu ada yang lebih, maka akan selalu dibandingkan dengan kelas unggulan (dalam kasus ini). Menyebalkan memang, ya paling tidak itulah gambaran pendidikan Indonesia. Sistem yang masih rentan, dihuni orang-orang tidak kompeten, tidak mengetahui jangka panjang atau efek pembelajaran. Namun, bagaimana pun juga pada akhirnya saya lulus, dengan predikat kelas unggulan (katanya). Predikat yang saya sesali kenapa saya bisa terlibat didalamnya, tapi bagi pertemuan dan perkenalan orang-orang didalamnya tidak akan saya sesali sama sekali. Sebab pada akhirnya saya senang mengenal mereka. Senang mendapat berbagai pelajaran hidup dari mereka.

Terlalu bertele-tele bukan? Mari kita lanjutkan pada masa dimana saya berlibur ke salah satu pantai di Kabupaten Malang. Sepertinya itu pertama kalinya kami berkelana jauh bersama-sama, tentu study tour semasa SMA tidak diikutsertakan. Waktu itu, saya sangat menikmati pemandangan pantai. Debur ombak disertai panas waktu itu, benar-benar membuat saya nyaman. Beberapa kicauan burung terlebih bagaimana suasana kala itu, bersenda gurau disertai makan siang benar-benar membuat rasa puas ini makin memuncak. Terlebih pada saat itu sepertinya ada satu keluarga atau mungkin satu kerabat kerja yang sedang berlibur di pantai yang sama. Membawa banyak makanan, dan tentunya banyak anak.

Bagi saya, perjalanan waktu itu bukan sekadar melepas lelah menuju tahun terakhir berseragam putih abu abu, tapi saya juga menemukan apa yang menjadi keinginan saya. Menjelajah laut, samudra, bahkan mungkin palung terdalam, Mariana. Saya menemukan diri saya dalam ketenangan pada pantai yang teduh siang itu. Berbekal uang saku yang terbatas, banyak teman-teman saya yang membeli mie instan sebagai makan siang. Lalu, keluarga atau kerabat kerja tadi menawari kami untuk makan bersama, dengan ayam bumbu merah, dengan lauk jeroan. Tentu kita senang, uang saku kita jadi lebih hemat. 

Mungkin akan saya sambung lagi bagaimana perjalanan seorang anak PNS dan ibu rumah tangga, yang tiba tiba bermimpi menjelajah lautan di bumi ini. See u and keep exploring the ocean!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar